Crazy Cows
Crazy Cows – Dulu, aku pikir jadi peternak itu ya gitu-gitu aja. Bangun pagi, kasih makan sapi, bersihin kandang, terus ya udah. Tapi, semua itu berubah pas aku nemu “Crazy Cows” ini. Awalnya sih iseng, lihat temen di desa sebelah kok senyum-senyum terus. Katanya, sapi-sapinya lagi “gacor.” Penasaran dong, aku samperin. Eh, ternyata, dia lagi terapkan strategi yang bener-bener di luar nalar!
Pertama, yang bikin aku bengong itu soal musik. Bayangin aja, sapi-sapi itu setiap hari “dicekokin” musik klasik. Bukan sekadar diputarin radio, tapi playlist khusus yang katanya bisa bikin mereka lebih rileks dan menghasilkan susu yang lebih berkualitas. Awalnya, aku ketawa. “Ah, yang bener aja?” Tapi, temenku ini nunjukin datanya. Hasil susu sapinya naik 20% sejak rutin diputarin musik klasik. Gila gak tuh?
Aku coba dong di peternakan sendiri. Modal speaker butut sama playlist dari YouTube. Hari pertama, sapi-sapiku malah pada bingung. Mungkin mereka mikir, “Ini apaan sih, berisik banget!” Tapi, lama-lama kayaknya mereka mulai terbiasa. Beberapa hari kemudian, aku perhatiin mereka jadi lebih tenang. Biasanya kan rebutan pas dikasih makan, sekarang lebih anteng. Dan bener aja, produksi susu mulai naik sedikit demi sedikit. Lumayan lah, buat nambah-nambahin jajan.
Strategi kedua yang bikin aku geleng-geleng kepala itu soal aromaterapi. Iya, aromaterapi buat sapi! Temenku ini nyediain diffuser khusus di kandang. Aromanya macem-macem, dari lavender sampai chamomile. Katanya sih, biar sapi-sapinya gak stress. Aku mikir, “Ini mah lebay!” Tapi, lagi-lagi, dia nunjukin datanya. Sapi yang dikasih aromaterapi itu lebih jarang sakit dan lebih subur.
Aku coba lagi dong. Beli diffuser murah meriah di toko online, terus beli minyak lavender yang paling murah. Pas aku nyalain di kandang, aku sendiri malah yang jadi ngantuk. Tapi, sapi-sapiku kayaknya suka-suka aja. Mereka jadi lebih kalem dan jarang berantem. Satu hal yang aku perhatiin, lalat jadi lebih jarang dateng ke kandang. Mungkin mereka gak suka aroma lavender kali ya. Lumayan lah, gak perlu beli obat nyamuk lagi.
Nah, strategi ketiga ini yang paling “gila” menurutku. Temenku ini ngajak sapi-sapinya “jalan-jalan.” Bukan jalan-jalan keliling desa, tapi jalan-jalan virtual! Dia masangin layar gede di kandang, terus muterin video padang rumput hijau yang luas banget. Katanya, biar sapi-sapinya gak bosen dan merasa kayak lagi di alam bebas. Aku mikir, “Ini mah udah sinting!” Tapi, lagi-lagi, dia nunjukin datanya. Sapi yang diajak jalan-jalan virtual itu lebih bahagia dan lebih produktif.
Aku awalnya skeptis banget. Tapi, karena penasaran, aku coba juga. Beli proyektor bekas di pasar loak, terus download video padang rumput dari internet. Pas aku nyalain di kandang, sapi-sapiku langsung pada ngumpul di depan layar. Mereka kayak lagi nonton film. Lucunya, ada satu sapi yang nyoba nyium layar. Mungkin dia mikir, “Ini rumput beneran apa bukan?”
Setelah beberapa minggu aku terapkan ketiga strategi “gila” ini, aku mulai lihat hasilnya. Sapi-sapiku jadi lebih tenang, lebih sehat, dan lebih produktif. Produksi susu naik lumayan banyak, dan kualitasnya juga jadi lebih bagus. Aku jadi mikir, “Wah, ternyata bener juga ya apa kata temenku.”
Tapi, ada satu kejadian lucu yang bikin aku ngakak sampai sakit perut. Suatu hari, pas aku lagi nyetel musik klasik di kandang, tiba-tiba listrik mati. Musik berhenti, dan sapi-sapiku langsung pada berisik. Mereka kayak protes, “Kok musiknya mati sih? Lanjut dong!” Aku langsung panik, nyari-nyari lilin sama korek api. Pas aku nyalain lilin, salah satu sapi malah nyoba niup lilinnya. Mungkin dia mikir, “Ini apaan sih, kok ada api?”
Aku juga pernah salah beli minyak aromaterapi. Bukannya beli minyak lavender, aku malah beli minyak kayu putih. Pas aku nyalain di kandang, sapi-sapiku pada bersin-bersin semua. Mereka kayak gak suka sama aroma kayu putih. Aku langsung matiin diffuser, terus buka semua jendela biar aromanya ilang. Kapok deh, salah beli minyak aromaterapi.
Tapi, dari semua pengalaman ini, aku belajar satu hal. Ternyata, sapi itu juga butuh perhatian dan kasih sayang. Mereka bukan cuma mesin penghasil susu. Mereka juga punya perasaan dan kebutuhan. Dengan memberikan mereka lingkungan yang nyaman dan menyenangkan, kita bisa membuat mereka lebih bahagia dan lebih produktif. Dan kalau sapi-sapi bahagia, peternaknya juga ikut bahagia. Bener gak sih?
Mungkin beberapa orang bakal bilang kalau strategi ini terlalu aneh dan gak masuk akal. Tapi, buatku, yang penting itu hasilnya. Sapi-sapiku jadi lebih “gacor,” dan aku bisa menghasilkan lebih banyak uang. Siapa yang peduli kalau caranya agak “gila,” yang penting kan cuan! Sekarang, aku lagi mikir strategi “gila” apalagi ya yang bisa aku terapkan di peternakanku. Ada ide?
Intinya, jadi peternak itu gak boleh monoton. Kita harus berani mencoba hal-hal baru dan keluar dari zona nyaman. Siapa tahu, dengan strategi yang “gila,” kita bisa mendapatkan hasil yang luar biasa. Dan jangan lupa, selalu perhatikan kesejahteraan sapi-sapi kita. Karena sapi yang bahagia, adalah sapi yang “gacor!”